Senin, 28 Juli 2008

Apakah Ryan Mengalami Gangguan Jiwa?

Belakangan ini kita kembali dihebohkan oleh kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Ryan, pemuda asal Jombang. Orang tidak pernah menyangka bahwa ada seorang manusia yang mampu melakukan perbuatan sekeji itu. Apalagi hal itu dilakukan sepertinya tanpa ada rasa penyesalan dari si pelaku.
Banyak orang kemudian berpendapat apakah Ryan mengalami gangguan jiwa. Sebagian lagi lebih asyik menilik apakah orientasi Ryan yang dikatakan homoseksual menjadi latar belakang terjadinya pembunuhan yang sadis seperti itu

Gangguan Kepribadian Antisosial
Banyak ahli jiwa berpendapat di koran tentang apa yang terjadi pada kejiwaan Ryan. Banyak yang mengatakan kalau Ryan adalah seorang Psikopat. Sebenarnya istilah Psikopat sendiri tidak terdapat dalam pedoman diagnosis gangguan jiwa baik di dalam DSM-IV TR keluaran The American Psychiatric Association ataupun ICD-10 keluaran WHO. Yang lebih merujuk kepada istilah Psikopat itu adalah Gangguan Kepribadian Antisosial. Sebagaimana namanya, maka Gangguan Kepribadian masuk dalam kategori Gangguan Jiwa. Gangguan Kepribadian Antisosial memiliki beberapa ciri yang penting
a. Individu menunjukkan suatu perilaku yang tidak taat norma yang berlaku secara sosial, hukum dan agama. Hal ini menyebabkan tindakannya berkali-kali merupakan tindakan melanggar hukum dan dapat membuat si individu ditahan atas perbuatannya
b. Seringkali berbohong dan bersifat manipulatif demi mendapatkan keuntungan dari orang lain
c. Impulsif dan tidak mampu merencanakan hal-hal ke depan
d. Mudah tersinggung dan agresif sehingga mudah terlibat perkelahian dengan orang lain
e. Ceroboh yang membawa hal yang membahayakan bagi diri dan orang lain
f. Tidak mempunyai tanggung jawab akan tindakannya
g. Tidak mempunyai hati nurani sehingga tidak merasa bersalah ketika menyakiti atau merugikan orang lain

Gangguan ini bahkan dapat dimulai pada masa kanak sampai dewasa lanjut. Seperti gangguan kepribadian yang lain, biasanya individu tidak merasa adanya suatu masalah dalam diri dia sampai orang lain mengeluh tentang tindakannya. Hal ini menyebabkan jarang pasien dengan gangguan kepribadian yang datang berobat ke ahli kesehatan jiwa. Gangguan kepribadian antisosial sering dihubungkan perilaku masa kanak yang sering memperlakukan binatang dengan sadis dan suka bermain api. Penyebab pastinya sampai saat ini belum jelas namun dipikirkan adanya faktor genetik yang berperan. Gangguan ini tidak berhubungan dengan orientasi seksual dari si pelakunya, jadi apakah dia homoseksual atau heteroseksual tidak ada perbedaan

Apakah Ryan Dapat Dihukum?
Banyak orang mengatakan dan berpendapat apakah Ryan menderita gangguan jiwa? Kalau iya apakah ia dapat dihukum karena perbuatannya.Tentunya Ryan dapat diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia.Dahulu orang sering merujuk pada KUHP pasal 44 yang menyatakan bahwa "Orang yang sakit atau terganggu jiwanya tidak dapat dihukum" maka kita perlu hati-hati dalam menerapkan pasal ini.
Pakar Psikiatri Forensik Dr.Wahyadi Darmabrata,SpKJ dalam bukunya Psikiatri Forensik mengatakan bahwa saat ini untuk menilai apakah seorang yang mengalami gangguan jiwa dapat dihukum atau tidak adalah apakah dia mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dalam kasus Ryan, kita mengetahui bahwa Ryan sangat pintar dalam mengelabui petugas dan menciptakan alibi. Dia juga tahu bahwa ada konsekuensi hukum akan perbuatannya sehingga dia menyembunyikan korban-korbannya. Lagipula motif untuk menguasai harta korbannya sangat kentara pada tindakan Ryan sehingga hal ini membuat kita berpikir memang Ryan tahu akan perbuatannya dan dapat mempertanggungjawabkannya secara hukum.Semoga di kemudian hari kasus-kasus seperti ini tidak akan terjadi lagi. Pesan saya mungkin adalah jangan ragu bagi anda dan orang di sekitar anda untuk berkonsultasi dengan seorang ahli kesehatan jiwa jika terdapat gangguan kesehatan jiwa bahkan dalam taraf yang masih minimal sekalipun. Jangan sampai sesal di kemudian hari

Penulis adalah Psikiater Keminatan Psikosomatik, dapat dihubungi di email : andri_dr@rsgm.co.id

Kamis, 24 Juli 2008

Seminar Untuk Orang Tua Murid

Hadiri Seminar Untuk Orang Tua Murid
Tema " Mengenal Perkembangan Anak dan Permasalahan Di Baliknya"
Hari/Tanggal : Sabtu/26 Juli 2008
Waktu : 08.00 - 09.30
Tempat : KB/TK EFATA Vila Melati Mas, Serpong, Tangerang
Pembicara : Dr.Andri,SpKJ (Psikiater Keminatan Psikosomatik)

Senin, 21 Juli 2008

Siaran Radio Tentang Psikosomatik

WOMEN RADIO 94,3 FM
Rabu, 23 Juli 2008 Jam : 14.00-15.00
Topik : Gangguan Citra Tubuh
Narasumber : dr.Andri,SpKJ (Psikiater Keminatan Psikosomatik)

Sabtu, 19 Juli 2008

Pasien Miskin Ditolak RSCM, Benarkah ?

Pasien miskin di tolak RSCM. Berita ini ramai dibicarakan beberapa hari belakangan ini. Pasien miskin yang katanya mencapai puluhan pasien itu akhirnya harus menginap di kantor Lembaga Bantuan Hukum yang memang letaknya berdekatan dengan RSCM. Berita ini kemudian menimbulkan suatu polemik yang selalu ada bila berkaitan dengan pasien miskin. Mampukah sebenarnya pemerintah lewat RS yang dipunyainya memberikan pelayanan kepada pasien miskin. Jawabannya tergantung dari sistem yang digunakan oleh pemerintah itu.
Sebagai seorang yang pernah bekerja selama 7 tahun bekerja di RSCM, baik sebagai Ko asisten saat menjalani pendidikan dokter umum dan saat menjadi residen ilmu kedokteran jiwa di tempat yang sama, saya memahami benar apa yang terjadi di RSCM berkaitan dengan pasien miskin. Sebagai garda terdepan pelayanan ke pasien, saya dan teman-teman sejawat sering mendapati kasus-kasus rujukan dari RS daerah lain yang kebetulan juga miskin.
Permasalahan menjadi rumit ketika pengiriman pasien itu tanpa menanyakan terlebih dahulu ke RSCM akan adanya tempat tersedia di bangsal RSCM. Di lain pihak, pemerintah lewat Depkes mengatakan kalau RSCM tidak boleh menolak pasien. Lalu kalau kapasitasnya memang tidak ada , mau dirawat di mana pasien tersebut?
Kita harusnya mengetahui kalau RS manapun mempunyai kapasitas maksimal yang dapat ditempati. Hal ini juga berlaku bagi RSCM. Satu hal yang membebani adalah keharusan menerima pasien itu, apalagi pasien rujukan dari daerah yang kurang spesialisasinya. Tapi ada juga rujukan yang disebabkan karena pasien adalah pasien miskin. RS lain tidak mau menerimanya dan RSCM memang terkenal sebagai RS Pusat Rujukan Nasional Untuk Orang Miskin. Satu yang perlu digarisbawahi adalah bahwa RSCM juga punya kapasitas maksimal. Sehingga ketika sekarang ini dengan pembongkaran ruang rawat lama (IRNA A dan IRNA B) kapasitas rawat akan berkurang, walaupun ada Public Wing yang baru saja diresmikan. Itu pula yang membuat akhirnya pasien seolah tidak terima oleh RSCM. Sebenarnya bukan tidak diterima tapi tidak bisa diterima karena tidak ada tempat untuk menampungnya.
Saran saya untuk ke depan adalah pemerintah harus memperkuat sistem rujukan terutama untuk RS Daerah tipe B dan C. Jangan semua pasien dikirim ke RSCM. Kita harus kembali ke definisi awal didirikannya RSCM sebagai RS Umum Pusat Rujukan Nasional. Jadi kalau memang masih bisa dilakukan di RS tipe B dan C yah tolong dilakukan di sana perawatannya. Bila memang RS Daerah itu tersebut kekurangan tenaga, saya rasa itu bisa diusahakan dengan penambahan tenaga dokter spesialis yang lebih banyak lagi di daerah.
Semoga berita RSCM TOLAK PASIEN MISKIN tidak akan ada lagi di kemudian hari.

Rabu, 16 Juli 2008

Siaran Radio Tentang Psikosomatik

Bulan Juli ini adalah Bulan Psikosomatik di Radio. Dalam jangka satu bulan ini, saya telah ON AIR di dua radio yaitu Heartline FM dan I RADIO.
Senang sekali bisa diundang oleh mereka tanpa membawa nama RS. Ini berarti mereka sudah mulai tertarik dengan isu Kesehatan Jiwa dan Psikosomatik, karena saya diundang bukan karena membeli Slot Waktu Siar tapi sebagai Ahli di bidang Psikosomatik.
Semoga dengan ini masyarakat semakin mengerti tentang Gangguan Psikosomatik dan bagaimana menanganinya.

Jumat, 11 Juli 2008

Seminar Presentation


I was giving a free paper presentation "The Source of Anger,Combining Psychotherapy with Psychopharmacology" APAP Meeting 2008, Jakarta







Kesehatan Jiwa Milik Semua

Setiap orang berhak untuk mendapatkan kesehatan. Itu merupakan suatu hak asasi yang paling mendasar. Hanya saja kecenderungan manusia untuk memperhatikan fisiknya mempengaruhi dia untuk berpikir tentang kesehatan jiwanya. Padahal kesehatan fisik dan jiwa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan.
Ilmu kedokteran sebenarnya telah lama mengaplikasikan hal ini ke dalam suatu bidang ilmu yang disebut Psikosomatik. Hanya saja perkembangannya kemudian tidak berjalan sebagaimana seharusnya terutama di Indonesia.
Untuk hal itu anda seharusnya jangan takut bila berkunjung ke dokter ahli kesehatan jiwa atau psikiater. Pengalaman saya di praktek mempunyai pasien dari berbagai kalangan bukan hanya pasien "Gila" yang sebenarnya salah kaprah penyebutannya.
Kesehatan jiwa adalah hal yang sangat penting dalam kualitas hidup manusia. Sehingga seharusnyalah anda ikut menjaganya dengan baik

Kamis, 10 Juli 2008

Acara Seminar Awam

Seminar Awam untuk Ibu dan Bapak
Tema "Mengenali Perkembangan Anak dan Permasalahannya"
Hari/Tanggal : Sabtu/ 26 Juli 2008
Jam : 08.00-10.00 wib
Tempat : KB/TK EFATA, Vila Melati Mas
Pembicara : dr.Andri,SpKJ ( Dokter di Klinik Kesehatan Jiwa dan Psikosomatik RS Global Medika )